Stereotip Terhadap Anak Bungsu Menurut Psikologi Sosial

Share This Post

Oleh: Arrumaisha Fasya Nuriy

Di Indonesia, khususnya di lingkungan tempat tinggal kita, banyak sekali stereotip yang berkembang di masyarakat kita. Salah satu stereotip yang sering saya dengar, yaitu tentang anak bungsu yang manja dan egois. Kalimat yang sering saya dengar di sekitar saya, yaitu “ah kamu ini anak paling kecil, pantas saja manja” atau kalimat lainnya “pantas kamu disayang banget sama orang tua kamu, kamu kan anak paling kecil”. Seperti itu contoh kalimat yang sering saya dengar tentang stereotip mengenai anak paling kecil atau anak bungsu. Bapak saya adalah seorang anak bungsu di keluarganya dan pernah bercerita kepada saya saat melakukan tes wawancara pada ujian masuk sekolah yang bapak saya inginkan dahulu. Begini kata bapak “dulu bapak pernah lho di tolak pas tes wawancara buat masuk sekolah sama instruktur yang wawancara bapak dulu”, nah cerita itu terjadi tahun 1990-an dan ternyata stereotip seperti itu masih ada di masyarakat lingkungan kita sampai sekarang. Padahal stereotip tentang anak bungsu yang manja, paling disayang, ceroboh, dan lain-lainnya itu belum tentu terbukti benar, lho.

Nah sekarang coba kita bahas mengenai stereotip menurut psikologi sosial dan juga karakteristik dari anak bungsu menurut psikologi. Stereotip sendiri merupakan sebuah keyakinan atau kepercayaan mengenai kaitan orang dengan sifat atau karakteristik tertentu[1]. Stereotip ini dapat merujuk pada kepercayaan umum yang kita pegang mengenai kelompok atau keyakinan yang menggambarkan seperti apa yang kita pikirkan tentang anggota kelompok tertentu. Stereotip ini sifatnya tidak akurat atau belum tentu benar, tetapi stereotip berlaku sangat umum dan sering dialami sehingga terlihat hampir merupakan menjadi bagian penting dari kondisi manusia.

Setelah tahu pengertian dari stereotip, selanjutnya kita bahas tentang karakteristik yang sebenarnya dimiliki oleh anak bungsu. Anak bungsu sendiri sebenarnya punya karakteristik diantaranya adalah jiwa yang bebas, percaya diri, cenderung merasa aman, spontan, bersifat baik, murah hati, mengalami hubungan sosial yang baik di luar rumah tetapi jarang menjadi pemimpin karena kecenderungan untuk tidak memikul tanggung jawab[2]. Dari pernyataan tersebut, kita bisa simpulkan kalau anak bungsu itu idealnya punya kecenderungan lebih bahagia karena memperoleh perhatian dari orang tua serta saudara-saudaranya. Selain itu juga anak bungsu memiliki sifat yang periang dan mudah bergaul dengan dengan orang yang baru dikenalnya.

Jika dilihat dari pengertian stereotip dan karakteristik anak bungsu, kita tidak bisa langsung mengecap bahwa anak bungsu berarti menjadi anak yang manja dan egois. Stereotip mengenai anak bungsu yang manja, egois, dan paling disayang itupun belum tentu benar dan akurat. Hal ini kembali lagi kepada pola asuh orang tua kepada anak-anaknya. Pola asuh yang baik, akan menjadikan anak-anaknya diurutan berapapun punya tanggung jawab yang sama dan bisa membentuk karakteristik yang baik pula. Jadi perlahan kita bisa buang stereotip tersebut dan mengurangi melakukan stereotip kepada anak bungsu karena kita tidak bisa menilai karakteristik seseorang hanya dengan melihat urutan dia dilahirkan.

 

Daftar Pustaka

Maryam, E.W. (2019). Buku Ajar Psikologi Sosial Penerapan dalam Permasalahan Sosial. Sidoarjo:UMSIDA Press.

Zola, N., Ilyas, A., & Yusri, Y. (2017). Karakteristik Anak Bungsu. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 5(3), 109-114.

[1] Maryam, E.W. (2019). Buku Ajar Psikologi Sosial Penerapan dalam Permasalahan Sosial. Sidoarjo:UMSIDA Press.

 

[2] Zola, N., Ilyas, A., & Yusri, Y. (2017). Karakteristik Anak Bungsu. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 5(3), 109-114.

 

Dibuka Pendaftaran Siswa Baru

Segera Hubungi kami karena Kuota Terbatas

More To Explore

Segera Daftarkan Ananda

Sekolah Fasilitator Minat Bakat Siswa

Gedung SMP SMA Baru
Open chat
Butuh Bantuan? Hub Kami!
Halo ayah, Bunda 👋
Ada yang bisa kami bantu?? Kami siap bantu terkait info pendaftaran siswa baru.