Oleh : Agus Salim
Pendidikan akhlaq (karakter) di sekolah adalah tanggung jawab semua warga sekolah dan kepala sekolah adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap keberhasilan program pendidikan akhlaq tersebut.
Sejatinya setiap orang dewasa adalah pendidik akhlaq anak (siswa) dan akhlaq anak tumbuh dan berkembang bersama orang-orang dewasa di sekelilingnya.
Dalam pendidikan akhlaq, siswa diajarkan untuk jujur dan bertanggung jawab. Di sekolah, pendidikan akhlaq jujur dan bertanggung jawab ini harus dipantau dan di kawal oleh guru bersama karyawan, dan kepala sekolah adalah penanggung jawab keberhasilan pendidikan akhlaq.
Berikut ini kami tuliskan success story seorang kepala sekolah yang berhasil menanamkan akhlaq jujur dan bertanggung jawab di sekolah yang dipimpinnya.
Suatu hari, seorang siswa SMP entah karena kesal atau iseng saja, menumpahkan satu kaleng cat ke sebuah motor milik seorang pekerja yang sedang bekerja merampungkan pembangunan gedung lantai 3 di sekolah tempat siswa itu belajar.
Aksi spontan siswa iseng itu diketahui pihak sekolah dan kepala sekolah langsung memanggil siswa tersebut.
“Apa yang kamu lakukan nak terhadap motor milik bapak yang bekerja dilantai 3 sekolah kita? “, tanya kepala sekolah.
“Maaf pak, saya khilaf ” , jawab siswa tersebut.
” Kamu tahu apa konsekwensinya?”, tanya kepala sekolah.
“Tahu, pak, saya harus minta maaf kepada pemiliknya, dan mengganti kerusakan motor tersebut”, jawab siswa.
“Bagus, bapak hargai niat baikmu, segera lakukan, bapak tunggu hasilnya’, ujar kepala sekolah.
Keesokan harinya, siswa itu menemui bapak pemilik motor
“Assalamu’alaikum”, Pak, ucap salam siswa kepada bapak pemilik. motor.
” Wa’alaikum salam, ada apa nak?” jawab bapak pemilik motor.
“Apakah bapak pemilik motor bernomor xxxxxxxx? ” tanya, siswa
“Benar”, jawab Bapak pemilik motor?
Saya mohon maaf ya Pak, kemarin saya khilaf menuangkan
cat ke motor bapak, saya bersedia mengganti kerugian bapak, ucap siswa itu.
“Tidak usah, nak, kamu minta maaf saja Bapak sudah senang, itu menunjukkan kamu anak jujur dan berani bertanggung jawab”, komentar bapak pemilik motor.
“Tapi saya harus bertanggung jawab terhadap kesalahan yang saya lakukan, Pak, izinkan saya memperbaiki motor bapak di bengkel” , pinta siswa bertanggung jawab tersebut.
“Tidak usah nak”, tolak Bapak pemilik motor.
“Pak, please, tolong saya belajar bertanggung jawab atas kesalahan saya, merusak motor Bapak”, desak siswa
” Baiklah nak, jika kamu memaksa, silakan dibawa ke bengkel motor ini”.
” Baik Pak, terimakasih”, ucap siswa.
Kemudian siswa itu membawa motor milik bapak itu ke bengkel terdekat.
Dari cerita diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pertama, kepala sekolah terlibat total dalam penegakan akhlaq jujur dan bertanggung jawab siswa di sekolah.
Kedua, ada orang dewasa (pemilik motor) yang mengapresiasi kejujuran dan sikap bertanggung jawab siswa
Ketiga, ada siswa yang berani jujur dan bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
Sejatinya pendidikan akhlaq anak di sekolah itu akan berhasil jika seluruh warga sekolah mendukungnya, dan kepala sekolah adalah pihak yang harus berperan aktif dalam penegakan akhlaq siswa.
Kepala sekolah, guru dan karyawan harus menjadi role model (teladan) dalam pelaksanaan dan penegakan akhlaq di sekolah, karena akhlaq anak tumbuh dan berkembang bersama akhlaq orang-orang dewasa di sekelilingnya.
Rasulullah bersabda :
“Didiklah anak-anakmu dan baguskanlah adab ( akhlaq) mereka”