Memilih Strategi Pembelajaran di Masa Pandemi
Berbagai upaya dilakukan baik dari pihak sekolah maupun guru dalam membangun strategi pembelajaran terbaik bagi siswa dan siswi mereka di masa Pandemi. Hal ini dilakukan dengan menguji coba berbagai sistem pembelajaran yang dirasa paling efektif bagi siswa. SDIT Misbahussudur, sejak semester genap pada tahun pelajaran 2019/2020 telah melakukan berbagai uji coba tersebut. Awalnya, pembelajaran hanya dilakukan dengan membagikan materi dan tugas via whatsapp group. Adapun kegiatan ini dilakukan selama semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Di tahun pelajaran 2020/2021 SDIT Misbahussudur mulai memanfaatkan media online conference seperti zoom dan google meet (pemberian materi), serta google classroom (pemberian dan pengumpulan tugas) untuk menyokong sistem pembelajaran daring bagi siswa.https://https://misbaahussuduur.sch.id/wp-content/uploads/2020/10/sekolah-menyenangkan-strategi-dongeng-1.jpeg.sch.id/meronce-angka-dengan-kertas-origami-di-sentra-matematika/
Kegiatan di masa pandemi
Mengutip dari http://Republika.co.id, survey yang dilakukan oleh Kemendikbud menunjukkan sebanyak 60 persen guru mengalami permasalahan penyelenggaraan pendidikan jarak jauh. Hal ini juga dirasakan oleh guru SDIT Misbahussudur. Pada awal bulan Juli-Agustus pihak sekolah memutuskan untuk melakukan percobaan pembelajaran tatap muka dengan kapasitas 15 siswa per pertemuan. Kegiatan ini dilakukan atas izin dari orang tua, dengan catatan sekolah tidak bertanggung jawab dengan konsekuensi yang mungkin terjadi, jika orang tua mengizinkan putra/putrinya mengikuti pembelajaran tatap muka. Bagi orang tua yang tidak mengizinkan putra/putrinya mengikuti pembelajaran tatap muka, akan tetap diberikan pembelajaran via zoom atau gmeet. Kegiatan ini secara tidak langsung memaksa guru untuk melakukan kerja ekstra dalam mengajar siswa dan siswi mereka di masa pandemi ini.
Kendala Yang di Alami
Selain kendala yang dialami pada pemilihan media dan sistem pembelajaran yang tepat, hambatan lainnya yang juga dirasakan oleh guru SDIT Misbahussudur yakni, pemilihan kompetensi esensial mengacu pada kurikulum yang sudah ada. Selama masa pembelajaran daring ini, jam belajar siswa dipangkas, sehingga mengakibatkan perlu adanya penyesuaian dengan kurikulum. Meski dari Kemendikbud memperbolehkan adanya penyederhanaan kurikulum bagi sekolah, namun SDIT Misbahussudur memilih tetap menggunakan kurikulum 2013 untuk efisiensi waktu. Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum Dewi Alam mengatakan “Kalau kita menyederhanakan kurikulum ini berarti kita membuat kurikulum sendiri, sedangkan dilihat dari kesiapan para guru, lebih siap dengan menggunakan kurikulum 2013”. Dengan melakukan penyederhanaan kurikulum, guru harus merancang kurikulumnya sendiri dan melakukan perubahan pada RPP yang sudah ada, hal ini akan membutuhkan waktu lebih lama dan guru juga harus melalui masa adaptasi lagi dengan kurikulum yang baru.
Inovasi Dalam Belajar
Melalui berbagai percobaan pada sistem pembelajaran ini, tentunya pihak sekolah dan guru mendapatkan bahan evaluasi untuk penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh di semester mendatang. Wakasek bidang Kurikulum, Dewi Alam juga mengatakan “Guru harus memberikan inovasi pembelajaran yang lebih baik lagi dari sebelumnya, karena siswa sudah mulai jenuh dengan sistem pembelajaran daring ini. Selain itu, guru juga harus peka dengan kompetensi esensial apa yang penting untuk disampaikan kepada anak-anak yang medianya dekat dengan siswa (berada di sekitar rumah) dan tidak memberikan tugas yang membebani siswa”. Adapun untuk pembelajaran tatap muka, Ibu Dewi juga mengatakan masih menunggu keputusan dari Diknas Kabupaten atau ijin dari Satgas Covid-19 Kab. Bogor.
