Oleh : Agus Salim
Lelaki ini tidak panjang usianya, tapi semasa hidupnya beliau banyak memberikan sumbangsih pemikiran, kebijakan dan tindakan yang pro pada konservasi (perlindungan alam)
Semasa hidupnya, beliau menetapkan kawasan konservasi seluas 2049 hektar yang dijaganya bersama team.
Beliau juga menganjurkan orang untuk menanam pohon, melarang menebangnya tanpa tujuan yang dibenarkan, mengajak masyarakat menghemat penggunaan air, menjaga sumber air dan melarang membunuh hewan tanpa alasan yang bisa dibenarkan.
Beliau dianggap sebagai peletak dasar ilmu konservasi alam. Banyak tokoh pemikir konservasi alam hari ini yang terinspirasi dari pemikiran tokoh hebat ini. Diantara para pemikir kontemporer ilmu konservasi alam yang terpengaruh oleh tokoh ini adalah Ziauddin Sardar, Sayyed Hosein Nasr, Mawil Izzuddin dan Yusuf Qordhowi.
Dari pemikiran besar tokoh yang sedang kita bicarakan hari ini, kemudian lahir ilmu fikih lingkungan (Fiqh bi’ah) yang menjadi panduan bagi ummat Islam untuk bermuamalah (berinteraksi) dengan alam. Tokoh ini benar benar menyadari perannya sebagai Khalifah fiil ardhi (wakil Allah di bumi) yang diberi amanah memakmurkan bumi, dengan salah satu tugasnya adalah memperbaiki dan melestarikan (islah) bumi.
Menurut para penggiat konservasi alam, tokoh ini layak mendapatkan gelar sebagai “Bapak Konservasi Dunia” disebabkan visi dan aksinya yang pro pada konservasi alam semasa hidupnya. Pemikirannya tentang sustainable living (hidup berkelanjutan) hingga hari ini masih relevan dan menjadi inspirasi dan motivasi bagi para penggiat konservasi alam. Siapakah tokoh yang sedang kita bicarakan ini?
Michael Hart penulis buku seratus tokoh paling berpengaruh di dunia, menempatkan tokoh ini di urutan pertama sebagai tokoh yang paling berpengaruh. Beliau adalah Nabi kita Muhammad SAW.
Ummat Islam wajib mengikuti Nabi Muhammad SAW sebagai aktivis konservasi : menjaga dan melindungi lingkungan dari kerusakan
