Oleh: Faris Zain
Pernahkah kamu bertanya-tanya, mengapa setiap tanggal 21 April, seluruh penjuru Indonesia serentak merayakan Hari Kartini? Di balik kebaya-kebaya indah dan lantunan lagu “Ibu Kita Kartini”, terdapat kisah inspiratif seorang pahlawan perempuan yang mendedikasikan hidupnya untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan pendidikan bagi perempuan Indonesia.
Siswa/I SMPIT-SMAIT Misbaahussuduur ikut merenungkan jejak kartini dalam upacara hari senin yang dilaksanakan pada Senin, 22 April 2024. Mari kita telusuri jejak Kartini, pahlawan yang tak kenal lelah ini. Lahir di Rembang pada 21 April 1879, Raden Ajeng Kartini dibesarkan di tengah lingkungan ningrat Jawa yang masih kental dengan tradisi patriarki. Sejak kecil, Kartini telah menunjukkan kecerdasan dan rasa ingin tahun yang tinggi. Ia haus akan ilmu pengetahuan dan prihatin melihat keterbatasan akses pendidikan bagi perempuan di masanya.
Kartini tak tinggal diam. Ia rajin membaca buku, menulis surat, dan bertukar ide dengan para pemikir ternama di masanya. Melalui surat-suratnya yang kini dikenal sebagai “Habis Gelap Terbitlah Terang”, Kartini menyuarakan keprihatinan dan harapannya untuk masa depan perempuan Indonesia. Ia mendambakan agar perempuan mendapatkan akses pendidikan yang sama dengan laki-laki, agar mereka dapat berkembang dan berkontribusi bagi bangsa.
Perjuangan Kartini tak sia-sia. Meskipun wafat di usia muda pada tahun 1904, ide-idenya terus menginspirasi generasi perempuan Indonesia. Cita-citanya tentang kesetaraan gender dan pendidikan bagi perempuan perlahan namun pasti mulai terwujud. Kini, perempuan Indonesia telah memiliki banyak kesempatan untuk meraih pendidikan dan berkarya di berbagai bidang.
Namun, perjuangan Kartini belumlah usai. Masih banyak perempuan di Indonesia yang belum mendapatkan akses pendidikan dan kesempatan yang sama dengan laki-laki. Masih banyak diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan yang terjadi. Oleh karena itu, memahami peringatan Hari Kartini bukan hanya tentang mengenang jasa seorang pahlawan, tetapi juga tentang meneruskan perjuangannya.
Hari Kartini bukan hanya tentang kebaya dan lagu “Ibu Kita Kartini”. Hari Kartini adalah tentang semangat juang, dedikasi, dan tekad Kartini untuk mewujudkan kesetaraan gender dan pendidikan bagi perempuan Indonesia. Semangat Kartini harus terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus agar cita-citanya dapat tercapai.
Mari kita jadikan Hari Kartini sebagai momen untuk terus belajar, berkarya, dan berjuang demi mewujudkan Indonesia yang adil dan sejahtera bagi semua.