Oleh: Ustadz Khoirul Umam, S.Pd
السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله وكفى ، والصلاة والسلام على النبي المصطفى ، وعلى آله وصحابته ومن تبعهم بإحسان إلى يوم المضى . أما بعد
Kaum Muslimin yang berbahagia.
Setiap orang tua pasti mendambakan anaknya menjadi anak yang saleh. Persoalannya, bagaimana cara kita mencetak anak-anak yang saleh? Sudahkah kita mendapatkan rumusnya? Masalah ini tidak bisa dilepaskan dari aspek pendidikan terhadap anak.
Islam sangat menekankan pentingnya pendidikan. Karena itu, Allah memeringatkan agar kita memerhatikan anak keturunan kita supaya mereka tidak celaka dan sengsara di kemudian hari.
Allah berfirman, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (An-Nisa’: 9)
Ayat di atas secara tegas menunjukkan bahwa para orang tua hendaklah memberikan bekal pendidikan yang memadai dan baik kepada anak keturunannya. Kita wajib mendidik dan membimbing anak-anak agar nantinya menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan sesama.
Namun, patut juga diketahui bahwa anak yang saleh tidak akan terbentuk secara instan, tanpa disertai jerih-payah dari orang tua. Bahkan, untuk mencetak anak-anak yang saleh diperlukan kerja keras dan usaha maksimal. Di antara usaha orang tua agar anak-anaknya kelak menjadi anak saleh adalah sebagai berikut:
1. Selalu menjadi teladan bagi anak-anaknya
Orang tua yang mengharapkan anak-anaknya menjadi generasi yang saleh hendaklah selalu menjadi figur dan teladan yang baik bagi anak-anaknya dalam segala hal. Terlebih ketika anak telah berusia dua tahun. Karena, usia ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak. Berbagai macam perbuatan orang di sekitar anak, terlebih orang tuanya, akan tertanam kokoh dalam jiwanya dan tumbuh berkembang bersamanya.
Pada masa ini, anak suka menirukan apa saja yang dilakukan orang di sekelilingnya. Terutama kedua orang tuanya. Kadar peniruannya tergantung pada tingkat usianya. Ketika ia menjadi besar dan tumbuh dewasa, peniruannya lebih sempurna hingga memasuki usia berikutnya.
Pada usia ini, orang tua seharusnya memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya. Misalnya, setiap kali adzan berkumandang hendaklah kita segera mengambil air wudhu dan bergegas pergi ke masjid untuk menunaikan shalat. Jika anak kita laki-laki dan sudah mumayyiz (mampu membedakan antara yang baik dan buruk), hendaknya kita mengajaknya ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah. Dan jika anak kita perempuan, kita latih mereka agar shalat di rumah bersama ibunya.
Melakukan hal ini secara berkesinambungan, secara tidak langsung kita telah menanamkan dalam diri anak-anak perilaku yang baik dan melatih mereka untuk disiplin. Selain itu, kelak jika sudah besar mereka tidak akan merasa malas atau berat untuk menunaikan shalat berjamaah.
2. Berbicara dengan tutur kata yang Islami
Orang tua yang mendamba anak saleh hendaknya berbicara dengan tutur kata yang Islami kepada anak-anaknya. Sehingga dengan semua itu anak-anak akan mudah meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
Dengan selalu bertutur kata lembut dan Islami berarti kita telah menanamkan perilaku yang mulia pada diri anak-anak. Sehingga di masa yang akan datang mereka juga akan berbicara dengan tutur kata yang lembut dan Islami, baik kepada kita maupun orang lain.
3. Selalu tanamkan kebiasaan membaca
sarana Membaca adalah kunci keberhasilan dan untuk meningkatkan wawasan. Wahyu pertama kali ialah iqra’ ‘bacalah!’ Mengapa demikian? Karena, maju-mundurnya suatu umat ditentukan oleh sejauh mana kualitas bacaan mereka dan sebesar apa aplikasi mereka terhadap apa yang mereka baca.
Dengan menanamkan tradisi membaca pada diri anak-anak kita, khususnya Al-Qur’an dan Sunah, serta memahami dan mengamalkannya, hal itu akan membuat mereka termotivasi untuk mencintai Al-Qur’an dan Sunah. Selanjutnya, segala tingkah laku dan tindakan mereka akan berdasar pada apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Al-Qur’an dan Sunah pun akan menjadi solusi dan referensi dalam kehidupan mereka.
Alangkah beruntungnya orang tua yang mampu mendidik anak mereka menjadi anak yang saleh. Karena, anak saleh nilainya lebih berharga daripada harta benda yang melimpah. Pasalnya, harta yang kita miliki kelak akan kita tinggalkan begitu ajal menjemput. Sedangkan anak yang saleh, mereka akan terus-menerus mengalirkan pahala kepada kita melalui doanya.
Dalam hadis yang diriwayatkan Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i, Rasulullah bersabda, “Apabila anak-anak Adam telah meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara, yaitu; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh mendoakan kedua orang tuanya.” yang selalu
Memang, tidak mudah mencetak anak yang saleh, terlebih di zaman sekarang ini. Namun, kita harus terus-menerus berusaha secara maksimal. Karena, dengan usaha yang maksimal insya Allah kita akan diberi kemudahan untuk mencetak generasi yang saleh. Ingat, bahwa maju-mundurnya umat ini bergantung pada kualitas anak-anak kita di masa mendatang.
Hadirin yang berbahagia.
Akhirnya, marilah kita senantiasa berdoa semoga anak-anak kita menjadi generasi masa depan yang saleh. Taat kepada Allah dan RasulNya serta berbakti kepada orang tuanya baik ketika mereka masih hidup maupun setelah menghadap Allah, Rabb semesta alam.
أقول قولي هذا واشتغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين من گل ذَنْبٍ
والسلام عليكم ورحمه الله وبركاته