Makna Idul Fitri Menurut Abdullah bin Mas’ud

makna

Share This Post

Oleh: Agus Salim, S.Ag

Setiap 1 Syawal kaum muslimin di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Fitri. Perayaan Idul Fitri di awali gema takbir sejak malam 1 Syawal dan dilanjutkan dengan sholat berjamah sunnah di masjid atau di lapangan

Pada hari raya Idul Fitri tersebut semua kaum muslimin : tua, muda, laki-laki, wanita bahkan anak belia usia bergembira, terutama mereka yang baru saja melaksanakan seluruh rangkaian ibadah dalam bulan Ramadhan.

Seluruh orang beriman berkumpul mulai dari rakyat, pejabat : Presiden, pak Raden, tukang bubur hingga gubernur semua membaur di masjid-masjid dan tanah lapang mengumandangkan kalimat yang sama : Allohu akbar 3x walillahilhamdu

Eforia dan celebrasi hari raya Idul Fitri membahana dimana-mana. Suasana Idul Fitri diwarnai dengan silaturrahmi antar keluarga, tetangga, atasan (pimpinan) bawahan (staf dan karyawan), lalu mencicipi hidangan dan makanan ringan khas Idul fitri serta berbagi hadiah uang lebaran.

Ditengah hiruk pikuk perayaan Idul Fitri yang begitu meriah, patut kita bertanya, apakah makna hakiki dari perayaan Idul Fitri.

Pertanyaan ini penting diajukan agar kaum muslimin yang sedang merayakan Idul Fitri agar kaum muslimin tidak kehilangan makna esensi dari perayaan Idul Fitri.

Melihat trend perayaan Idul Fitri yang dari tahun ke tahun makin meriah, terutama di desa-desa karena tradisi mudik (pulang kampung( yang sudah membudaya, maka mencari makna sebenarnya dari perayaan Idul Fitri menjadi sebuah keniscayaan.

Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang merupakan teladan kita memberikan contoh kepada kaum muslimin bagaimana caranya merayakan hari raya Idul Fitri.

Pertama Rasulullah memastikan semua kaum muslimin di hari Idul Fitri bergembira dan tidak ada yang kelaparan tapi juga tidak kekenyangan.

Kedua Rasulullah memerintahkan kaum muslimin untuk bersilaturahmi mengunjungi keluarga terutama orang tua, meminta maaf, memohon ridho dan doanya.

Ketiga, Rasulullah secara khusus memperhatikan anak-anak di hari raya Idul Fitri, memastikan mereka bergembira dan memberinya hadiah, bahkan dikisahkan Rasulullah mengangkat seorang anak yatim yang bersedih karena tidak memiliki pakaian baru menjadi anak angkatnya.

Sementara sahabat Rasulullah yang bernama Ibnu Mas’ud memaknai Idul Fitri sebagai berikut:

“Laisa al-‘idu liman labisal al-jadiid, innamaa al-‘idu liman thoatuhu tajid”.

Laisal al-‘idu liman tajammala biilibasi wal-markub, walakinna al-‘idu liman ghufiro lahu zunuub”

Artinya :

“Hari raya Idul Fitri itu bukanlah milik mereka yang berbaju baru, tapi milik mereka yang ketaatannya bertambah baik”.

“Dan hari raya Idul Fitri itu bukanlah milik mereka yang menghiasi dirinya dengan pakaian dan kendaraan bagus, tapi milik mereka yang diampuni dosa-dosanya”.

“Selamat Hari Raya Idul Fitri, semoga kita kembali Fitri”

Dibuka Pendaftaran Siswa Baru

Segera Hubungi kami karena Kuota Terbatas

More To Explore

Segera Daftarkan Ananda

Sekolah Fasilitator Minat Bakat Siswa

Gedung SMP SMA Baru
Open chat
Butuh Bantuan? Hub Kami!
Halo ayah, Bunda 👋
Ada yang bisa kami bantu?? Kami siap bantu terkait info pendaftaran siswa baru.