Oleh: Faris Zain
Ramadhan mendatangkan kenikmatan bagi siapapun yang melaksanaankannya dengan Ikhlas. Keterbukaan hati menyelimuti beragam cerita yang hadir diantara mereka. Sebuah moment bersama keluarga atau teman terekam oleh sebuah foto dan ingatan mereka, kami hadirkan beragam cerita dibulan Ramadhan 1443 H/2022.
Salwa Rahmah:
“Saat bulan Ramadhan tiba, aku berpuasa dengan keluargaku, waktu itu aku masih kecil, kami berbuka dengan makanan yang sudah disiapkan oleh ibuku, setelah itu kami sholat magrib berjamaah. Saat datang adzan isya aku dan kakak perempuanku bergegas untuk pergi tarawih ke masjid dekat rumah, aku kadang suka meminta kakakku untuk menggendongku, atau kadang suka balapan lari untuk cepat sampai ke masjid, setelah sampai di masjid dan sholat sudah mulai, aku hanya sholat beberapa rakaat lalu setelah itu hanya duduk dan melihat kakakku tetap sholat tarawih.
Makna yang kuambil adalah dalam bulan Ramadhan ini aku bisa lebih dekat dengan keluargaku dan memiliki keseruan dalam Ramadhan kali itu.
Aku dan kakak perempuanku juga pernah waktu Ramadhan disuruh oleh ibuku untuk membeli makanan untuk berbuka lalu setelah jalan pulang aku membeli es kelapa lalu kami melihat ada seorang pengemis yang duduk di trotoar, akhirnya kami memberikan satu es kelapa yang kami beli kepada pengemis itu, berbagi dengan yang berpuasa ada dalam hadist HR. Muslim Nomor 1151. Artinya:
“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” HR. At Tirmidzi Nomor 807.
Holy Muntaz Tsuraya:
” Halal bihalal mempererat tali silaturahmi.
Hari ini sudah masuk ke dalam hari ketiga puasa Ramadhan 1443 H. Aku teringat kenangan tradisi keluarga besarku yaitu, tradisi halal bihalal.
Tradisi ini dilakukan oleh keluarga besar secara turun temurun dan pada keluargaku biasanya berpusat di Kota Brebes Jawa tengah. Setiap tahunnya kami bergiliran untuk menentukan keluarga mana yang akan menjadi panitia pada tahun tersebut. Acara ini dibuat lumayan megah dengan memesan panggung, tenda, sound system, photographer, dan lainnya.
Satu hari sebelum hari H kami biasanya memasak masakan khas lebaran keluarga kami yaitu, ketupat, opor ayam, dan sayur lombok. Meskipun hanya dilaksanakan satu hari tapi sangat melelahkan karena bertemu dengan banyak orang. Namun, aku menyadari satu hal yaitu, dengan acara halal bihalal ini kami dapat tetap menjaga silaturahmi satu sama lain antar keluarga itulah yang dapat aku ambil dari makna bulan ramadhan.
Nurhasanah Aulia:
“Hanya saat Ramadhan hal ini dapat terjadi. Kejadian ini di mulai ketika virus Corona mewabah di Indonesia. Ketika semua orang diharuskan untuk tetap berada dirumah bahkan saat Ramadhan dan keluarga saya melakukannya.
Kegiatan yang biasanya dilakukan di masjid atau musola seperti shalat tarawih menjadi dilakukan dirumah secara berjamaah. Hal ini membuat ada hal baru yang saya rasakan, yaitu ketika sehabis sholat kami berkumpul dan mulai membicarakan banyak hal. Kemudian saya menyadari bahwa hal ini jarang sekali dilakukan. Karena diluar bulan Ramadan, hal seperti ini jarang sekali terjadi. Bahkan bisa dibilang saya jarang berkumpul dengan orang rumah.
Sebenarnya ini terjadi karena kesalahan saya sendiri yang jarang keluar kamar dan merasa enggan untuk berdiskusi dengan orang rumah. Disaat itulah saya merasa sangat bersyukur dapat merasakan hal itu dimana hanya terjadi saat Ramadhan.
Hal ini juga bisa menjadi ajang latihan saya untuk mulai memberikan pendapat saya kepada orang disekitar saya”
Mutia Rivana:
“Suatu waktu di bulan ramadhan, aku berpuasa. Pada saat itu aku berjalan menuju lokasi antah-berantah, tak ada tujuan. Aku melihat bunga yang jika diisap mengeluarkan madu. Aku mengisapnya, aku lupa saat itu aku sedang berpuasa. Setelah beberapa isapan, aku baru menyadari. Setelah kejadian itu, aku tidak pernah melakukan hal yang sama, yakni tidak sengaja makan atau minum pada saat puasa. Tapi makan atau minum dengan tidak sengaja pada saat puasa nyatanya tidak membatalkan puasa.
Hal ini dibuktikan pada hadist yang disebutkan Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Bulughul Marom no. 669 dan 670 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang lupa sedang ia dalam keadaan puasa lalu ia makan atau minum, maka hendaklah ia sempurnakan puasanya karena kala itu Allah yang memberi ia makan dan minum.”
(Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1933 dan Muslim no. 1155).
Hadits tersebut menunjukkan bahwa siapa yang makan atau minum sedang dalam keadaan lupa, puasanya sah dan tidak mendapat dosa karena ia tidak bermaksud untuk melakukannya. Karena puasa itu bisa batal jika memenuhi tiga syarat: (1) dilakukan dalam keadaan ingat, bukan lupa, (2) dilakukan dalam keadaan tahu, bukan jahil, (3) dilakukan dalam keadaan bukan dipaksa.
Indahnya sebuah tradisi dalam keluarga yang menjadikan moment bulan Ramadhan menjadi sangat berkesan. Yuk, mari kita laksanakan segala kegiatan Ibadah Ramadhan bersama keluarga dan selalu bermunajat kepada Tuhan Yang Maha Pemberi Rahmat (Allah SWT) kita disetiap kesibukan dan selesai ibadah wajib seperti sholat 5 waktu.