Oleh : Agus Salim
Apakah anda merasakan bahwa dari hari ke hari bumi kita makin panas, pencemaran air makin tak terkendali, sampah berserakan disepanjang jalan, bantaran sungai, danau, laut, polusi udara semakin parah, penebangan dan pembakaran hutan yang makin parah? . Hal tersebut tersebut merupakan potret dari semakin buruknya kondisi lingkungan hidup kita.
Kondisi seperti ini, jika dibiarkan terus akan berakibat fatal bagi keberlangsumgan hidup generasi mendatang. Bagaimanapun juga alam ini sesungguhnya bukan milik kita, tapi milik Allah SWT yang diamanahkan kepada kita.
Dalam ajaran Islam manusia diposisikan sebagai wakil Allah di muka bumi (Khalifah fiil ardhi) yang diberi amanah untuk memakmurkan bumi. Amanah tersebut intinya meliputi 3 hal
Pertama, I’tibar yang bermakna manusia diperintahkan untuk mensyukuri nikmat Allah, memikirkan, mengambil pelajaran dan menggali rahasia alam ciptaan Allah SWT.
Kedua, Intifa’ yang bermakna manusia diperbolehkan mengambil manfaat dari alam dan berkewajiban mendaya-gunakan sumber daya alam sebaik-baiknya.
Ketiga, Islah bermakna manusia diperintahkan untuk menjaga kelestarian alam dan memelihara sebaik-baiknya.
Doktor Yusuf Qordhowi dalam bukunya yang berjudul : Islam agama ramah lingkungan menjelaskan kata pemeliharaan dalam hubungannya dengan lingkungan hidup, menurutnya pemeliharaan alam mencakup dua sisi sekaligus : sisi perlindungan terhadap keberadaannya serta sisi penjagaan dari kepunahannya.
Manusia tidak boleh lupa bahwa ia diangkat menjadi Khalifah karena kekuasaan Allah SWT diatas bumi milikNya, tidak sepatutnyalah manusia bertindak seakan akan mereka adalah “raja diraja” yang tidak akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa-apa yang telah dikerjakannya, tulis Qordhowi.
