Ada Apa Dengan Pak Garuda

Share This Post

Serial Cerpen Guru Merdeka

Karya : Agus Fatah

Dikisahkan ada seorang guru muda yang baru saja ditugaskan mengajar di sebuah SMP Negeri bergengsi di sebuah kota. Guru itu bernama Garuda Bijaksana. Sebagian siswa dan guru memanggil guru muda tersebut, Pak Garuda, sementara yang lainnya memanggilnya Pak Bijaksana

Suatu hari Pak Garuda terlihat galau, ada apa gerangan dengan Pak Garuda?

Muridnya yang bernama Gara sering berulah, membuat masalah di kelas dan banyak ketinggalan pelajaran.

Ayah Gara adalah seorang pejabat negara, sering memberi hadiah kepada wali kelas dan kepala sekolah terutama saat proses pengisian raport berlangsung. Entah apa motifnya, tidak ada yang berani bertanya termasuk kepala sekolah.

” Terima saja hadiahnya”, tidak baik menolak rezeki “, pesan kepala sekolah, pada para guru.

” Maaf Pak, tapi ini bisa mempengaruhi suasana hati kita saat mengisi raport, pemberian ini bisa masuk katagori grativikasi. Komentar salah seorang guru.

“Jangan berprasangka buruk terhadap pemberian orang lain”, ucap kepala sekolah.

Bapak Kepala sekolah, pernah berpesan kepada Pak Garuda, agar berhati-hati dan menghormati Ayahnya Gara.

Di akhir semester pertama, usai test, dan saatnya guru mengisi raport, ayah Gara mengirimkan sebuah paket berukuran besar khusus untuk Pak Garuda. Pak Garuda bingung antara menerima dan menolak hadiah tersebut. Sementara hadiah itu sudah berada di atas mejanya.

Jika diterima Pak Garuda merasa terbebani untuk memberi nilai bagus kepada Gara, jika menolak, tidak enak dengan orang tua Gara yang telah memberi hadiah.

Dalam kebimbangan, Pak Garuda bermunajat kepada Allah agar diberikan petunjuk.

” Ya Allah, tunjukanlah kami yang benar itu sebagai kebenaran dan berikanlah kami kekuatan untuk mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami yang salah itu sebagai kesalahan dan berikanlah kami kekuatan untuk menjauhinya”

Alhamdulillah, usai berdoa, Pak Garuda mendapat kekuatan dan kemantapan hati untuk memutuskan : menolak hadiah dari ayah Gara.

Akhirnya Pak Garuda memutuskan menolak dengan bijak hadiah dari ayahnya Gara. Ia sudah siap menanggung segala resiko yang akan dihadapinya.

Keesokan harinya ia memanggil Gara dan menyerahkan kembali hadiah dari ayahnya.

” Sampaikan pada ayahmu, bapak berterima kasih atas niat baiknya, tapi maaf bapak tidak bisa menerimanya ” pesan Pak Garuda kepada Gara.

Hari berikutnya ayah Gara datang ke sekolah untuk menanyakan kenapa Pak Garuda menolak hadiah yang ia berikan.

“Assalamu’alaikum”, ucap ayah Gara,

* Wa’alaikum salam “, jawab Pak Garuda.

” Bapak yang bernama Pak Garuda? “, tanya ayah Gara.

” Benar, nama saya Garuda “, jawab Pak Garuda

” Kenapa bapak menolak hadiah dari saya, bapak tahu siapa saya? “, tanya ayah Gara

Dengan tenang pak Garuda menjawab :

Ya, saya tahu, bapak pejabat negara, dan bapak juga tahukan saya mengabdi untuk negara ”

” Baru kali ini ada guru menolak hadiah dari saya” , ucap ayah Gara kesal.

Maaf, baru kali juga ada yang memberi hadiah saat saya mengisi raport”, jawab Pak Garuda, dengan tenang.

“Jadi maunya Bapak apa? “, tanya ayah Gara, dengan nada tinggi.

” Maaf pak, tolong tidak mempengaruhi saya dalam proses penilaian raport putra bapak”,
Jawab Pak Garuda, tegas dan tenang.

Suasana hening sejenak…, tiba-tiba ayah Gara kembali bicara:

” Pak Garuda, tidak sia-sia orang tua bapak memberi bapak nama Garuda, bapak tegas seperti burung Garuda yang menjadi lambang negara kita. Bapaklah guru yang kami cari. Negeri ini membutuhkan banyak guru seperti Bapak, agar generasi mendatang bukan hanya cerdas tapi juga berkarakter, terima kasih Bapak sudah mendidik anak kami dengan tulus”. Sambil menjabat tangan Pak Garuda, ayah Gara pergi meninggalkan ruang kelas.

Gara yang sejak tadi berdiri dibalik pintu kelas dan mendengarkan percakapan antara ayahnya dengan Pak Garuda, tak menyangka bahwa Pak Garuda berani menghadapi ayahnya.

” Baru kali, ada guru yang berani pada ayahku?,” pikir Gara dalam hati, lalu menyusul ayahnya yang sudah berada di dalam mobil, di parkiran halaman sekolah.

Mobil ayah Gara melaju meninggalkan sekolah. Sepanjang perjalanan pulang Ayah Gara diam saja, dan Gara pun tidak berani memulai pembicaraan. Ia tahu ayahnya sedang marah dan memikirkan sesuatu.

Agak lama dua laki-laki di dalam mobil terdiam, Tiba-tiba, ayah Gara bertanya pada Gara.

“Bagaimana menurutmu Pak Garuda itu?”, tanya ayahnya

Gara agak terkejut dengan pertanyaan ayahnya, dan….(Bersambung)

Dibuka Pendaftaran Siswa Baru

Segera Hubungi kami karena Kuota Terbatas

More To Explore

Segera Daftarkan Ananda

Sekolah Fasilitator Minat Bakat Siswa

Gedung SMP SMA Baru
Open chat
Butuh Bantuan? Hub Kami!
Halo ayah, Bunda 👋
Ada yang bisa kami bantu?? Kami siap bantu terkait info pendaftaran siswa baru.