Oleh : Agus Salim
Sesungguhnya eksistensi aplikasi ajaran-ajaran Islam yang sempurna dan paripurna (syaamil wamutakaamil) dapat ditampilkan oleh pribadi-pribadi bertaqwa.
Seperti sebuah bangunan, agar kokok maka bangunan tersebut harus memiliki pilar (tiang penyanggah). Begitu juga dengan ketaqwaan.
Terdapat 4 pilar penyanggah ketaqwaan agar ketaqwaan seseorang itu kokok.
4 pilar tersebut adalah : hablum minallah, hablum minan nafs, hablum minan naas dan hablum minal ‘aalam.
Mari kita bahas 4 pilar taqwa tersebut.
Pilar taqwa pertama adalah hablum minallah (hubungan manusia dengan Allah), pilar taqwa pertama ini adalah inti dari ajaran Islam, bahwa sejatinya manusia diciptakan oleh Allah sebagai hambaNya yang diharapkan dapat mencapai derajat taqwa melalui proses ibadah sholat, puasa, zakat, infaq, sedekah dan amalan hati (surah Al-Baqarah :183). Keberhasilan manusia menjadi hamba Allah yang bertaqwa akan terlihat pada pilar taqwa yang lainnya.
Pilar taqwa kedua adalah hablum minan nafs (hubungan manusia dengan dirinya), Yahya bin Muadz Ar-Razi mengatakan bahwa:
“Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Rabbnya (TuhanNya).” Kalimat diatas menjadi kunci keterkaitan dan ketersambungan antara manusia dengan Allah SWT. Jika ia mengenal dirinya melalui tazkiyatun nafs (pensucian diri) dan tahalli (menghias diri dengan iman, ilmu, amal dan akhlaqul karimah) maka insya Allah ia akan kenal Rabbnya. Mengenal Rabb (Allah) dengan yaqin adalah hal pertama dan utama bagi manusia, agar ia tahu perannya didunia ini.
Pilar taqwa ketiga adalah hablum minan naas (hubungan dengan manusia), pilar taqwa yang ke 3 ini selaras dengan ciri manusia sebagai makhluk sosial, dimana tidak mungkin manusia tidak berinteraksi dengan sesamanya, pada pilar taqwa ketiga ini ajaran-ajaran islam diharapkan nampak dan menjadi ruh interaksi (mu’amalah) antar manusia ( QS : Al-Hujurat:13).
Pilar taqwa ke 4 adalah hablum minal ‘aalam (hubungan dengan alam) pilar taqwa ke 4 ini juga sangat penting, dikarenakan manusia sebagai wakil Allah SWT di bumi yang diamanahi tugas mengelola bumi dan memakmurkannya (QS: Al-Baqarah : 30 & QS : Hud : 61). Terkait dengan hablum minal ‘aalam (hubungan dengan alam) manusia diperintahkan Allah untuk melakukan ‘i’itibar, intifa dan islah.
I’itibar adalah usaha manusia untuk memahami hakikat penciptaan alam semesta, mempelajari, mengambil hikmah dan mensyukurinya (QS: Ali-Imran : 190 & 191).
Sementara intifa’ adalah kemampuan manusia memanfaatkan alam secara bijak agar tetap lestari dan tidak berperilaku mubazir (QS: Al-Isra : 26 ).
Sedangkan islah adalah kewajiban manusia untuk memperbaiki alam dan tidak merusaknya (QS: Al-A’raf : 85)
Itulah tugas besar setiap muslim, membangun 4 pilar taqwa secara kokoh dalam dirinya dengan melakukan serangkaian ibadah dan mu’amalah sesuai syari’at sepanjang hayat.
Wallahu a’alamu bi asshowaab.